Lanjut baca artikel
Kuliner

DADAR JIWO DAN SRIKAYA KETAN PALEMBANG

Ade Maulana
473
×

DADAR JIWO DAN SRIKAYA KETAN PALEMBANG

Sebarkan artikel ini
DADAR JIWO DAN SRIKAYA KETAN PALEMBANG
Mahasiswi Gizi FKM Unsri dan Penulis Buku Palembang Heritage Food: The Insider stories.

KOTA PALEMBANG, DELLIK.ID – Edisi Kuliner bingen (Lamo) Palembang, Kamis (07/04/2022).

Oleh:

ADVERTISING
SCROOL UNTUK LANJUT BACA

1. Dedek Apriliani

2. Diah Karimatul Arifah

3. Latifatul Hylmy

4. Nenti Susilawati

(Mahasiswi Gizi FKM Unsri dan Penulis Buku Palembang Heritage Food: The Insider stories)

“ DADAR JIWO”

Perjalanan kami selama menjadi volunteer gerakan pelestarian makanan Bingen sangat berkesan secara mendalam dan sangat tak terlupakan bagi kami. Di beri kesempatan untuk mengetahui dan mempelajari salah satu makanan Bingen merupakan hal yang sangat kami apresiasi selama kegiatan volunteer gerakan pelestarian makanan Bingen berlangsung. Bertemu dengan orang-orang hebat yang menjaga kelestarian makanan Bingen agar tetap eksis sampai dengan sekarang.

Salah satu tokoh yang melestarikan makanan Bingen yang kami jumpai kala itu adalah Wak Ibuk (Ibuk Luya) ia seorang pelestari makanan Bingen (lamo) ‘Dadar Jiwo’. Wak Ibuk (Ibuk Luya) lorong Waspada, Kampung Pandai, 13 Ulu Palembang dan sudah berjualan sejak ia masih muda. Ia juga berkata bahwa usahanya ini merupakan turun temurun di keluarga nya. Kami memulainya dengan membuat adonan Dadar jiwo dari tepung terigu dan telur kemudian di beri sedikit pasta berwarna kuning agar tidak terlihat pucat, pembuatan isi dadar jiwa yaitu dari tumis pepaya muda susai resep Wak Ibuk (Ibuk luya). Penasaran gimana caranya, kami tak tunggu diam, Wak Ibuk (Ibuk Luya) dengan telatennya mengajari kami, ia berharap ada anak-anak muda yang bisa menjadi penerus ilmu Wak Ibuk (Ibuk luya) dan Makanan Khas Bingen ini akan terus mengalami eksistensinya.

Apa itu Dadar Jiwo ?

Dadar Jiwo merupakan salah satu makanan tradisional yang terbuat dari tepung terigu dan isian tumis pepaya muda. Dadar jiwo ini cukup mirip bentuknya dengan dadar gulung yang biasa kita lihat namun dadar jiwo memiliki keunikan yaitu rasanya gurih, berwarna kuning dan isiannya menggunakan tumis pepaya seperti isian pempek pistel serta ditaburi bawang, daun kucai (gando) dan irisan
cabai merah dipermukaannya.

Dadar Jiwo dibuat dengan 2 Tahap :

1). Tahapan Pembuatan Kulit Dadar Jiwo :
– Masukan tepung terigu kedalam wadah beri sejumput garam, masukan telur dan minyak goreng secukupnya.
– Aduk sampai tidak ada gumpalan dan sedikit cair, kemudian beri pasta sampai warna kekuningan.
– Panaskan teflon dengan sedikit olesan minyak, kemudian tuang adonan kedalam teflon dengan rata dan tipis.
– Jika sudah matang angkat dan taruh di nampan.

2). Tahapan Pembuatan Isian:
– Kupas kulit pepaya muda dan cuci hingga bersih
– kemudian parut serut pepaya yang sudah dibersihkan
– siapkan santan kental
– Haluskan bawang putih lalu panaskan sedikit minyak, jika sudah panas tumis bawang putih yang sudah yang sudah dihaluskan
– Jika sudah tercium bau wangi, masukkan parutan pepaya muda kemudian tambahkan lada bubuk, penyedap rasa, sejumput garam, dan santan kental selanjutnya tumis hingga matang.
Langkah selanjutnya yaitu pembentukan adonan yang sudah di bentuk tadi kemudian di beri isian kemudian di bentuk seperti proses pembentukan risol/roket.

Nilai Gizi Dadar Jiwo

Dadar jiwo adalah makanan yang terbuat dari gandum,telur dan isian dari tumisan
pepaya. Dadar jiwo hampir mirip dengan dadar gulung namun berbeda dari segi warna,rasa, dan isiannya. Dadar jiwo mengandung karbohidrat dan protein yang baik untuk kesehatan. Berikut adalah kandungan gizi yang terdapat pada dadar jiwo

Kamu bisa main ke Kampung Kuliner Bingen ,lorong Waspada, Kampung Pandai, 13 Ulu Palembang untuk ketemu Wak Ibuk (Ibuk Luya) untuk belajar pembuatan Dadar Jiwo.

“SRIKAYA KETAN ”

Pada kesempatan berikutnya kami bertemu dengan seseorang lagi yang turut menjaga kelestarian makanan Bingen agar tetap eksis sampai dengan sekarang. Ia memperkenalkan dirinya dengan sebutan Ibuk Cik (Ibuk Fatma) ia seorang pelestari makanan Bingen (lamo) ‘Srikaya Ketan’. Ibuk Cik (Ibuk Fatma) tinggal di lorong Waspada, Kampung Pandai, 13 Ulu Palembang dan sudah berjualan sejak ia masih muda. Ibu cik memulai usahanya dengan cara menerima pesanan srikayaa ketan sudah sejak lama yaitu kisaran 20 tahun, beliau mendapatkan resep srikaya ketan dari orang tua dimana resep tersebut sudah turun menurun dari keluarganya.

Kami memulainya dengan membasuh dan merendam ketan lalu mengukusnya, kami sangat penasaran dan antusias untuk mengetahui bagaimana cara proses pembuatannaya, hingga kami tak tunggu diam saja, Ibuk Cik (Ibuk Fatma) dengan telatennya mengajari kami, ia berharap ada anak-anak muda yang bisa menjadi penerus nya sehingga ilmu dan Makanan Khas Bingen ini akan terus mengalami perkembangan.

Apa itu Srikaya Ketan ?

Srikaya Ketan merupakan salah satu makanan tradisional yang terbuat dari ketan, santan, daun pandan, telur, dan gula. Srikaya Ketan memiliki ciri khas yaitu berbau pandan yang sangat menggugah selera.
Srikaya Ketan dibuat dengan 2 Tahap :
Tahap membuat Ketan:
Kukus beras ketan 15 menit di atas api sedang.
Rebus santan, daun pandan, dan sambil diaduk sampai mendidih.
Angkat dan tambahkan beras ketan. Aduk sampai meresap.
Kukus di atas api sedang 30 menit sampai matang ke dalam koyang dengan ukuran 22x22x3 cm yang sudah diberi alas plastik.
Tekan-tekan sambil dipadatkan

2. Tahap membuat Srikaya:
Aduk rata santan, garam, pasta pandan, dan gula pasir sampai larut. Saring.
Tambahkan maizena. Aduk rata. Sisihkan.
Kocok lepas telur. Masukkan campuran santan sedikit demi sedikit sambil
diaduk rata. Tuang ke atas ketan.
Kukus di atas api kecil selama 40 menit hingga matang.

Nilai Gizi Srikaya Ketan
Srikaya ketan adalah makanan yang terbuat dari ketan, santan, tepung maizena dan telur. Ketan memiliki protein yang tinggi dan memiliki banyak manfaat yang baik untuk tubuh salah satunya adalah meningkatkan metabolisme dan menyehatkan jantung.

Kamu bisa main ke Kampung Kuliner Bingen ,lorong Waspada, Kampung Pandai, 13 Ulu Palembang untuk bertemu Ibuk Cik (Ibuk Fatma) untuk belajar pembuatan Srikaya Ketan. (Adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *