KABUPATEN TANGERANG, DELLIK.ID – Kepala sekolah SMK MA Buaran Jati, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang, meminta maaf dan mengakui kesalahannya. Keduanya pun memutuskan menempuh jalur musyawarah dan berdamai.
Kepala sekolah SMK MA Buaran Jati, Muhamad Ahyar mengatakan, bahwa dirinya mengaku bersalah dan meminta maaf kepada korban atas perlakuannya tersebut yang dilakukan secara spontan dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya kembali.
“Saya mengaku bersalah atas perbuatan yang sudah dilakukan bersama kakak ipar saya saat itu kepada korban,” kata Ahyar kepada dellik.id, Kamis (25/1/2024).
Selain itu, dirinya pun meminta maaf kepada publik khususnya para tenaga pengajar yang ada di provinsi banten karena perilaku nya yang diduga melukai hati semuanya. Kendati demikian, ia meluruskan bahwa tindakan itu tidak serta merta terjadi begitu saja melainkan ada faktor yang menjadi pemicu yang tidak dapat dijelaskan secara terperinci ke publik.
“Intinya saya meminta maaf kepada semua pihak tak terkecuali kepala Yayasan dan pengurus perguruan Mathla’ul Anwar. Dan terima kasih kepada sahabat saya Pak Rosid dan keluarga yang dengan kerendahan hatinya dapat memaafkan dan menerima musyawarah,” ujarnya.
Sementara itu, guru MIT Mathla’ul Anwar, Abdul Rosid membenarkan adanya kesepakatan damai yang ditempuh melalui jalur musyawarah kekeluargaan tersebut. Ia mengaku menerima permohonan maaf dan tidak melanjutkan permasalahan yang dialaminya ke proses hukum.
“Iya benar, saya sudah memaafkan dan alhamdulillah permasalahannya sudah selesai. Sekarang bagaimana sama-sama fokus mendidik para siswa di sekolah,” kata Abdul Rosid.
Baca Juga: Ketua Komisi V DPRD Banten Minta Kepala Yayasan Pecat Oknum Kepsek SMK MA
Ia menambahkan, bahwa dirinya bersama kepala SMK MA berjanji tidak akan saling menuntut atau menaruh dendam dikemudian hari dan menyatakan persoalan ini cukup selesai sampai di sini.
“Saya pribadi juga tidak merasa paling benar, dan hanya menyayangkan kenapa harus melakukan penganiayaan di depan siswa yang membuat mereka trauma,” ungkapnya. (Ade Maulana)