Lanjut baca artikel
Berita

Harga Daging Ayam dan Telur Naik di Tangerang, Ini Penyebabnya

Ade Maulana
231
×

Harga Daging Ayam dan Telur Naik di Tangerang, Ini Penyebabnya

Sebarkan artikel ini
Harga Daging Ayam dan Telur Naik di Tangerang, Ini Penyebabnya
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar Saat Melakukan Ketersediaan Bahan Pokok Jelang Hari Raya Idul Fitri 1444 H di Pasar Tradisional Tigaraksa. (Dok dellik.id)

KABUPATEN TANGERANG, DELLIK.ID – Harga daging ayam potong dan telur ayam negeri segar di berbagai pasar tradisional yang ada di Kabupaten Tangerang dalam 4 bulan terakhir mengalami kenaikan yang cukup signifikan dan tak kunjung menurun.

Kenaikan harga daging ayam potong yang saat ini diketahui per kilogramnya mencapai Rp 45.000 dan telur negeri segar per kilogramnya Rp 31.000 di pasar tentunya bukan tanpa sebab salah satu faktornya diungkapkan oleh peternak ayam potong dan peternak ayam petelur asal Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang.

ADVERTISING
SCROOL UNTUK LANJUT BACA

“Harga telur ayam negeri naik karena harga pakan ayam yang naik seperti jenis pakan NEW HOPE, HI-PRO-VIT saat ini di kios pakan saja capai Rp340 ribu per 50 kilogramnya dari harga sebelumnya Rp280 ribu,” ungkap salah seorang peternak ayam petelur, Nurdin saat dikonfirmasi dellik.id, Sabtu (8/7/2023).

Baca Juga: Pantau Stok dan Harga Kebutuhan Pokok Jelang Lebaran, Zaki Iskandar: Semua Aman

Ia menambahkan, meskipun harga pakan ayam saat ini naik, dirinya mengaku terpaksa harus tetap membelinya, hal itu dikarenakan demi menjaga ayam-ayam petelurnya tetap produktif.

“Mau engga mau harus tetap pakai pakan jenis itu dari pada beralih pakan lain yang berakibat pada penurunan produktivitas ayam petelur nantinya,” ujarnya.

Senada, salah seorang peternak ayam broiler, Endi mengungkapkan, bahwa naiknya harga ayam broiler disebabkan oleh tingginya harga produksi, menurutnya jika peternak tidak menaikan harga jual ayam potong maka tidak akan adalagi peternak yang mampu mempertahankan usahanya dan berimbas pada kekosongan komoditas daging ayam potong di pasar nantinya.

“Hukum pasar kang! biaya produksi tinggi kalau engga dinaikan engga bakal ada lagi yang mau ternak,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan pada Disperindag Kabupaten Tangerang, Iskandar Nordat membenarkan adanya kenaikan 2 harga komoditas tersebut. Menurutnya, kenaikan harga daging ayam dan telur saat ini disebabkan bukan karena tidak adanya ketersediaan, akan tetapi diakibatkan tingginya biaya produksi yang dikeluarkan oleh para peternak.

Kendati demikian, kata Iskandar, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri untuk menekan inflasi 2 komoditas tersebut. Karena menurutnya kenaikan tersebut terjadi pada sektor hulu sehingga perlunya intervensi pemerintah pusat agar terjadi kenormalan pada sektor hilir nantinya.

“Kami (Disperidag) setiap hari Selasa terus melaporkan pantauan kenaikan pantauan bahan pokok kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) agar persoalan kenaikan dua harga bahan pokok tersebut dapat segera teratasi,” kata Kabid Perdagangan Disperidag Kabupaten Tangerang, Iskandar Nordat saat dihubungi melalui telepon.

Iskandar mengaku, pihaknya terus berkoordinasi dengan para peternak agar terus mendistribusikan barangnya di pasaran, selain itu ia pun mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik dalam menghadapi kenaikan 2 bahan pokok tersebut.

“Peternak harus terus mendistribusikan barangnya (Ayam dan Telur) agar ketersediaan stok terus terjaga, untuk masyarakat tinggal menjaga konsumsinya saja agar tidak berlebihan atau secukupnya saja belanja,” harapnya.

Diketahui, kenaikan harga komoditi daging ayam dan telur negeri segar di Kabupaten Tangerang terjadi sejak April 2023 hingga saat ini. (Ade Maulana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *