Lanjut baca artikel
https://dellik.id/wp-content/uploads/2024/11/IMG-20241124-WA0010-min.jpg
Religi

Kajian Ramadan Ponpes Al-Baghowi: Makna Sahur dan Keberkahannya

×

Kajian Ramadan Ponpes Al-Baghowi: Makna Sahur dan Keberkahannya

Sebarkan artikel ini
Kajian Ramadan Ponpes Al-Baghowi: Makna Sahur dan Keberkahannya
Ilustrasi Makan Sahur. (Int)

KABUPATEN TANGERANG, DELLIK.ID Diantara kesunnahan puasa ialah Sahur. Sahur disunnahkan pada puasa wajib maupun puasa sunah dan termasuk kesunnahan didalam puasa adalah mengakhirkan makan sahur.

 

Adapun waktu makan sahur ialah telah masuknya separuh malam (jam 12 malam), sedangkan makan sebelum jam 12 malam maka tidak dinamakan makan sahur, sehingga tidak mendapatkan kesunnahan bersahur. [refrensi kitab hasiyah al-bajuri juz 1 halaman 293]

 

Dalam percakapan keseharian masyarakat kita, Sahur adalah kegiatan makan sebelum Subuh. Berbeda dengan asal penggunaannya dalam bahasa Arab.

 

Suhur dalam bahasa Arab merujuk kepada kegiatan makan, sedangkan Sahur mengacu kepada menu makanan. Selanjutnya istilah yang digunakan disini merujuk istilah yang sudah umum ditengah masyarakat, yaitu Sahur.

 

Secara gamblang dinyatakan dalam hadits Nabi bahwa didalam sahur terdapat keberkahan. Definisi berkah itu sendiri adalah: “bertambahnya kebaikan”. Kebaikan yang utama yaitu kebaikan rohani.

اَلْبَرَكَةُ زِيَادَةُ اْلخَيْرِ

Kebaikan rohani ditandai dengan semakin menghadapnya diri kepada Allah SWT. Kebaikan rohani tidak diukur dengan bertambahnya harta, naiknya pangkat dan jabatan sementara hatinya berpaling dari Allah SWT.

 

Salah satu makna atas keberkahan sahur, di samping maknanya yang sudah mapan yakni menguatkan puasa, juga karena pada waktu sahur selera makan tidaklah sekuat di waktu-waktu yang lain. Pagi, siang, sore sampai malam hari adalah waktu yang selalu berselera untuk makan.

 

Namun selera itu menjadi berkurang disaat waktu sahur, untuk tidak mengatakan redup. Karenanya tidak banyak orang yang makan besar di waktu ini.

 

Sahur menjadi salah satu sunnah yang mungkin tidak mudah bagi sebagian orang. Selain harus bangun lebih awal (sebelum munculnya pajar) ditambah lagi kurangnya selera makan. Hanya ketundukkan kepada Allah yang mampu menggerakkan dan melewati kesulitan-kesulitan itu.

 

Kebarokahan bisa jadi lahir dari perlawanan sengit yang diberikan kala menghadapi rasa malas dan tidak berselera makan demi memenuhi sapaan ilahi.

Baca Juga: Munggahan Jelang Ramadan Menurut Hadits dan Artinya

 

Seperti halnya sesuatu yang diharamkan ialah; setiap pengalokasian yang bisa menimbulkan maksiat, dan diharamkan pula orang muslim yang mukalaf (berakal nan baligh) memberikan makanan kepada orang non islam pada siang hari ramadan (kecuali waktu sore menjelang maghrib). [Refrensi kitab tuhfatul-muhtaj fi’syarhil-minhaj juz 4 halaman 317]

 

Jika kita cermati, skema yang ada pada sahur tidak lain adalah skema yang sama yang ada pada ibadah-ibadah lain. Skema itu berupa perjuangan menundukkan hawa nafsu dan keengganan diri demi menjawab sapaan Allah SWT.

 

Sahur yang dijalankan rutin setiap hari selama Ramadan, secara perlahan dan bertahap akan membawa kepada kebiasaan melawan dan mengelola syahwat nafsu demi mengagungkannya. Jika diri sudah nyaman mengendalikan nafsu lantaran kuatnya penerimaan terhadap Allah, maka saat itulah kebaikan-kebaikan lainnya akan mengalir, di situlah letak keberkahan sahur.

 

Editor: Ade Maulana

Sumber: Kajian Ramadan Pondok Pesantren Al-Baghowi, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *