Lanjut baca artikel
https://dellik.id/wp-content/uploads/2024/11/IMG-20241124-WA0010-min.jpg
Berita

Pilgub Banten, Pengamat: Momen Merebut Kekuasaan untuk Rakyat, Bukan Keluarga

×

Pilgub Banten, Pengamat: Momen Merebut Kekuasaan untuk Rakyat, Bukan Keluarga

Sebarkan artikel ini
Pilgub Banten, Pengamat: Momen Merebut Kekuasaan untuk Rakyat, Bukan Keluarga
Akademisi Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT), Gufroni. (Istimewa)

BANTEN, DELLIK.ID Akademisi Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT), Gufroni, mengingatkan masyarakat Banten terkait pentingnya memiliki sikap kritis dalam memilih calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilgub Banten 2024 mendatang.

 

Menurutnya, masa depan Banten ke depan sangat ditentukan oleh pilihan masyarakat yang memiliki sikap kritis atas realitas masa lalu dan saat ini. Apalagi Banten dikenal sebagai tanah Jawara yang di era penjajahan memiliki keberanian melawan segala tindak kolonialisme dan penindasan yang merugikan masyarakat Banten. Selain itu, jiwa jawara yang melekat pada mayarakat Banten, harusnya kini menjadi modal kuat untuk Banten keluar dari ketertinggalan.

 

Gufroni menekankan, masa depan Provinsi Banten kini tengah menghadapi tantangan besar. Banten harus menjadi provinsi yang berkembang dan sejahtera. Banten adalah milik seluruh masyarakat, bukan milik individu, kelompok, atau keluarga tertentu. Oleh karena itu, warga Banten harus memiliki peran aktif dalam menentukan arah dan nasib provinsi ini, bukan hanya menjadi objek keputusan yang diambil oleh segelintir orang yang mempertimbangkan kepentingan pribadi atau kelompok.

 

“Saya mengajak seluruh masyarakat Banten untuk lebih kritis dan bijak dalam memilih calon gubernur atau wakil gubernur yang akan diselenggarakan pada November 2024,” ujarnya kepada wartawan, Rabu, 4 September 2024.

 

“Keterlibatan masyarakat sangat penting dalam mendorong kemajuan Banten. Oleh karena itu, hindari terjebak pada penampilan calon pemimpin yang hanya diperindah demi menarik simpati tanpa adanya komitmen nyata untuk memajukan daerah ini,” imbuhnya dengan tegas.

 

Menurut sosok yang terus bersuara kritis atas berbagai fenomena di Banten tersebut, masyarakat Banten berani mengambil alih kendali. Tidak ada lagi alasan bagi warga Banten untuk hidup dalam ketidakpastian.

 

Menurutnya, Pilgub 2024 akan menjadi momen penentu bagi masa depan Banten, apakah akan melangkah maju atau justru mundur. Saat ini, Banten memiliki potensi besar untuk berkembang.

 

“Kita harus menutup babak kepemimpinan yang mengutamakan kepentingan keluarga dan relasi sempit. Praktik ini tidak hanya merugikan kemajuan Banten, tetapi juga membahayakan regenerasi kepemimpinan yang sehat,” jelasnya.

 

Faktanya, dominasi kekuasaan di Provinsi Banten serta delapan kabupaten/kotanya selama ini dikuasai oleh segelintir pihak yang menjadikan hubungan kekerabatan sebagai syarat untuk memimpin. Hal ini mengakibatkan minimnya kesempatan bagi calon pemimpin yang berasal dari latar belakang yang berbeda.

 

“Regenerasi politik saat ini terjebak pada pola yang menguntungkan mereka yang memiliki ikatan darah atau kedekatan dengan penguasa yang ada. Ketika mereka berada di posisi kekuasaan, hanya keuntungan bagi kelompok mereka yang akan didapatkan,” ujarnya.

 

Banten, Provinsi dengan Angka Kemiskinan Tertinggi di Jawa dan Tingkat Pengangguran Terburuk di Indonesia

 

Gufroni membeberkan data, kesejahteraan masyarakat Banten tidak pernah terwujud secara merata. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2024, Banten berada di urutan kelima termiskin se-Jawa. Selain itu, provinsi ini juga menyumbang tingkat pengangguran terbuka tertinggi di seluruh Indonesia.

 

“Fakta ini menunjukkan bahwa distribusi kesejahteraan di Banten sangat tidak adil. Hanya mereka yang dekat dengan penguasa yang menikmati kesejahteraan,” ungkapnya.

Baca Juga: Tito Karnavian Minta PWI Ikut Sosialisasikan Pilkada Damai

 

Tentunya, kondisi ini mengancam masa depan masyarakat Banten jika rantai kekuasaan ini tidak segera diputus. Kemiskinan dan pengangguran seolah diciptakan untuk mengekang masyarakat agar tetap patuh kepada penguasa. Banyak yang berlomba-lomba mencari perhatian demi mendapatkan keuntungan dari pemimpin.

 

“Padahal, kekuatan untuk menentukan nasib ada di tangan masyarakat Banten, bukan milik keluarga atau kelompok tertentu,” tegasnya.

 

Oleh karena itu, dia menyerukan kepada masyarakat Banten untuk menghidupkan kembali semangat juang mereka dan tidak menyerah pada ketidakadilan.

 

“Banten adalah daerah yang dikenal dengan semangat juaranya. Kata ‘jawara’ mencerminkan karakter masyarakat Banten yang berani dan tangguh dalam menghadapi tantangan demi kesejahteraan bersama. Maka dari itu, saya mengajak masyarakat Banten untuk membangkitkan kembali semangat jawara dalam menentukan masa depan provinsi kita yang lebih baik,” pungkasnya. (Ade Maulana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *