KABUPATEN TANGERANG, DELLIK.ID – Tradisi ketupat qunut merupakan sebuah ungkapan rasa syukur umat islam atas tercapainya menjalankan ibadah puasa ramadan selama 15 hari. Seluruh umat muslim dunia tak terkecuali Indonesia masih terus merawat tradisi warisan ulama tersebut.
Ketupat Qunut pun, selain menjadi sajian berbuka puasa tak jarang dijadikan momentum berbagi makanan dan berkumpul bersama di masjid atau mushola usai menjalankan shalat tarawih.
Kulit atau Cangkang Ketupat
Pembuatan ketupat identik dengan menggunakan daun kelapa muda atau bahasa jawanya “JANUR” yang mengandung filosofi “SEJATINE-NUR” yaitu sejatinya cahaya. Karena keadaan sucinya manusia setelah mendapatkan pencerahan cahaya iman dalam perjalanan spiritualnya selama menjalankan puasa wajib yang berdasarkan ayat;
يَاايُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ، كَمَاكُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمُ تَتَّقُوْنَ (سورة البقره اية ١٨٤)
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman. Diwajibkan atas kalian untuk berpuasa (dibulan romadhon) sebagaimana diwajibkan puasa atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa”.
Sejarah Ketupat
Sejarah ketupat tidak lepas dari peran Kanjeng Sunan Kalijaga (seorang seniman dan cendikiawan muslim dari trah majapahit), kala itu Sunan Kalijaga mengajarkan ajaran islam dengan mendekati budaya jawa, dan beliau memperkenalkan ketupat di masa kesultanan Demak hingga akhirnya ketupat diterima oleh masyarakat umum.
Ketupat Qunut dan Hari Besar Islam
– Ketupat pada tanggal 15 ramadan (qunut) merupakan untuk pengingat bahwa sholat sunah witirnya harus menggunakan do’a qunut, karena menurut madzhab imam syafi’i ada dua macam shalat yang sunah ab’ad menggunakan do’a qunut, yaitu pertama shalat subuh dan kedua sholat sunah witir dari tanggal 15 ramadan hingga akhir ramadan, dan jika meninggalkan do’a qunut dalam dua shalat tersebut maka harus mengadakan sujud sahwi sebelum salamnya. Namun jika misalkan ingatnya setelah salam maka tidak ada kepentingan untuk mengadakan sujud sahwi.
– Ketupat pada tanggal 17 ramadan, merupakan pengingat untuk mengenang kejadian perang badar pada tanggal 17 ramadan tahun 2 hijriyah.
– Ketupat pada tanggal 25 ramadan untuk menyambut lailatul-qodar atau nujulul-qur’an
– Dan Ketupat Hari raya idul-fitri & idul-adha, bahkan perayaan maulid Nabi Muhamad SAW.
Baca Juga: Makanan Khas Mauk Tangerang Ini Banyak Diburu Tamu Saat Lebaran, Ini Namanya
Asal Usul Dinamakan Ketupat
Makna ketupat ialah kependekan dari “LAKU-PAPAT” (laku yang tercermin dari wujud 4 sisinya), yang menyimpan makna taqwa sebagaimana anjuran dalam ayat diatas;
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ…
(1) Thawadhu, seperti rendah hati dan memafkan segala kesalahan orang lain
(2) Qona’ah, seperti menerima hukum ketentuan Alloh
(3) Waro’i, seperti tidak memakan & meminum sesuatu yang belum jelas halalnya (meninggalkan subhat)
(4) Yaqin, seperti mempunyai keyakinan kepada Allah sehingga menjalankan ajaran islam bukan karena keturunan.
قَالَ بَعْضُ الْعُلَمَاءِ ؛ وَلَفْظُ تَقْوَى اَرْبَعَةُ اَحْرُفٍ (التّاء) بمعنى تواضع (والقاف) بمعنى قناعة (والواو) بمعنى وارع (والالف بالصّورة الياء) بمعنى يقين
Telah berbicara sebagian ulama; lafadz taqwa itu mempunyai empat huruf;
1. huruf tha’ dengan makna Thawadhu,
2. huruf qhof’ dengan makna Qona’ah
3. huruf wa’wu dengan makna Waro’i
4. huruf alif yang menyerupai huruf iyaa’ dengan makna Yaaqin.
Editor: Ade Maulana
Sumber: Kajian Ramadan Ponpes Al-Baghowi, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang