Lanjut baca artikel
Pendidikan

SMPN 1 Kronjo Diduga Pungut Biaya Perpisahan Kepala Sekolah

Ade Maulana
720
×

SMPN 1 Kronjo Diduga Pungut Biaya Perpisahan Kepala Sekolah

Sebarkan artikel ini
SMPN 1 Kronjo diduga lakukan pungutan perpusahan kepala sekolah
Foto: SMPN 1 Kronjo, Kabupaten Tangerang.

KABUPATEN TANGERANG, DELLIK.ID–Dugaan pungutan liar (Pungli) iuran perpisahan untuk Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 1 Kronjo, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, yang memasuki masa pensiun sebesar Rp25 ribu dikeluhkan wali murid. Selasa (22/3/2022).

Permintaan iuran partisipasi lepas sambut kepala sekolah tersebut disampaikan wali kelas melalui pesan WhatsApp group (WAG) siswa.

ADVERTISING
SCROOL UNTUK LANJUT BACA

Salah satu wali murid berinisial M mengatakan, bahwa dirinya mengeluh terhadap dugaan pungutan yang dilakukan pihak Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Kronjo yang diberatkan kepada siswa. Pasalnya iuran tersebut diduga akan dipergunakan untuk acara lepas sambut kepala sekolah yang memasuki masa pensiun. Namun, anehnya dikaitkan juga dengan pengambilan buku lembar kerja siswa (LKS).

“Anak saya dipinta iuran perpisahan kepala sekolah di WhatsApp isinya ‘Diharapkan secepatnya untuk mengambil LKS dan memberikan sumbangan Rp. 25.000. Terima kasih’,” kata salah satu wali murid yang namanya minta diinisialkan kepada dellik.id dikediamnya, Selasa (22/3/2022).

Baca juga:IRT dan Guru Ditetapkan Tersangka Dugaan Korupsi Bantuan PKH Oleh Kejari Kabupaten Tangerang

Lanjutnya, dimasa pandemi Covid-19 ini, ekonomi sedang sulit dan masih aja terdapat dugaan praktik pungutan liar (Pungli) iuran yang dibebankan kepada siswa. Padahal itu adalah sekolah SMP negeri.

“Lagi corona gini ada aja bikin acara, masih banyak biaya untuk keperluan anak belajar online bang (Wali murid menyebut wartawan_red),” ujarnya.

Dihubungi terpisah, Salah satu wali kelas, Hera mengungkapkan, bahwa dirinya mengaku hanya sebagai tenaga pengajar dan tidak turut serta dalam rencana acara lepas sambut yang akan dilaksanakan di sekolah tersebut. Mengingat masih ada dewan guru yang lebih senior darinya.

“Gini aja pak (Ibu Hera menyebut wartawan_red) datang aja kesekolah biar lebih jelas,” pungkasnya. (Ade Maulana)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *