KABUPATEN TANGERANG, DELLIK.ID – Di Indonesia, bulan Ramadhan tidak hanya menjadi waktu untuk berpuasa, tetapi juga menjadi momen untuk melestarikan berbagai tradisi budaya. Salah satu tradisi yang menarik adalah ketupat qunut, yang biasanya dilakukan pada hari ke-15 puasa. Tradisi ini memiliki makna spiritual dan sosial yang mendalam bagi masyarakat.
Ketupat, yang terbuat dari beras yang dibungkus dalam anyaman daun kelapa, melambangkan kesucian dan kebersamaan. Pada hari ke-15 Ramadhan, masyarakat berkumpul untuk melaksanakan shalat dan doa qunut, yang merupakan bentuk permohonan kepada Allah SWT agar diberikan keberkahan dan perlindungan. Setelah shalat, ketupat disajikan sebagai simbol rasa syukur atas nikmat yang telah diterima.
Tradisi ini tidak hanya memperkuat ikatan antarwarga, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya berbagi. Dalam banyak komunitas, ketupat qunut menjadi ajang untuk saling berbagi makanan dan kebahagiaan. Dengan demikian, tradisi ini tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga menjadi sarana untuk mempererat tali persaudaraan dan meningkatkan rasa kepedulian sosial.
Baca Juga: Bakso Timbul Solo Mas Agus, Bakso Lezat dengan Harga Terjangkau
Melalui ketupat qunut, masyarakat Indonesia menunjukkan bahwa Ramadhan adalah waktu untuk refleksi, kebersamaan, dan berbagi kasih sayang. Tradisi ini patut dilestarikan agar nilai-nilai luhur tersebut tetap hidup di tengah masyarakat. (Ade Maulana)