Lanjut baca artikel
Peristiwa

Tragedi ‘Sepak Bola’ di Stadion Kanjuruhan, Pengamat : Pecat Menpora

admin dellik
315
×

Tragedi ‘Sepak Bola’ di Stadion Kanjuruhan, Pengamat : Pecat Menpora

Sebarkan artikel ini
Tragedi 'Sepak Bola' di Stadion Kanjuruhan, Pengamat : Pecat Menpora
Supporter Aremania saat Berada di Dalam Lapangan Sepak Bola Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

JAKARTA, DELLIK.ID – Pengamat Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mendesak Presiden Joko Widodo segera mengevaluasi kinerja Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali usai insiden tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam.

 

ADVERTISING
SCROOL UNTUK LANJUT BACA

 

“Tragedi tersebut bukti kegagalan dari manajemen sepak bola di Indonesia, dan yang paling bertanggungjawab adalah Menpora. Sebaiknya ganti Menporanya,” ujar Dedi, Minggu (2/10/2022).

 

 

Dedi menilai, peristiwa tersebut semakin memperburuk citra sepak bola di Indonesia yang hingga kini masih belum membuktikan prestasi yang membanggakan. Karenanya, perlu evaluasi menyeluruh agar sepakbola sebagai olahraga yang digemari masyarakat tidak menjadi momok yang menakutkan.

 

 

“Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, menjadi catatan khusus atas kegagalan manajemen sepak bola di Indonesia. Ini tragedi besar yang harus dituntaskan, karenanya Menpora harus bertanggungjawab penuh,” tegasnya.

 

 

Diketahui, insiden tersebut terjadi pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022 saat kesebelasan tuan rumah Arema menjamu Persebaya dalam laga Liga BRI 1.

 

 

Para Aremania tersebut terlihat merusak beberapa fasilitas stadion dan juga bentrok dengan petugas keamanan. Petugas keamanan berusaha untuk mengendalikan massa dengan melontarkan gas air mata ke arah tribun penonton.

 

 

Baca Juga: Imbas Harga BBM Naik, Erick Tohir Didesak Copot Komut dan Dirut Pertamina

 

 

Sejurus kemudian, para penonton di tribun panik, situasi semakin kacau karena mereka berusaha untuk mencari jalan keluar dengan berdesak-desakan.

 

 

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, tragedi Kanjuruhan bukan bentrok antara suporter Persebaya Surabaya dengan Arema Malang.

 

 

“Perlu saya tegaskan, tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok suporter Persebaya dengan Arema. Sebab, pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton. Suporter di lapangan hanya dari pihak Arema,” katanya.

 

 

Menurutnya, aparat kepolisian sebelum pertandingan dilaksanakan sudah mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan. Misalnya, pertandingan agar dilaksanakan sore, jumlah penonton agar disesuaikan dengan kapasitas stadion, yakni 38.000 orang.

 

 

“Tapi usul-usul itu tidak dilakukan oleh panitia yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan tiket yang dicetak jumlahnya 42.000,” kata Mahfud.

 

 

Hingga Minggu siang, sebanyak 180 orang dilaporkan meninggal dunia dalam tragedi yang terjadi usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

(rls/Ade Maulana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *