KABUPATEN TANGERANG, DELLIK.ID – Hukum Zakat Fitrah adalah wajib bagi seorang muslim baik laki-laki maupun perempuan di bulan ramadan. Meski tidak didasari oleh Nash Al-qur’an (ayat khusus) yang menganjurkannya, namun ada dasar Ijma’ atau kesepakatan sahabat Nabi dan para Ulama mujtahid atas anjuran kewajiban zakat fitrah serta haram jika diingkari.
Besaran Zakat Fitrah
Dalam kitab fiqih, besaran zakat fitrah yaitu ukuran makanan pokok yang wajib dikeluarkan adalah satu sho’ (berdasarkan nash Rosulullah), atau menurut ulama Imam Hanafi dengan uang dari harga satu sho’ makanan tersebut.
– 1 sho’ gandum (ukuran zakat fitrah) menurut Imam An’Nawawi irak yaitu 1862,18 gram.
– 1 sho’ beras putih (ukuran zakat fitrah) menurut mayoritas Ulama timur tengah yaitu 2719,19 gram
– Tapi 1 sho’ beras putih (ukuran zakat fitrah) menurut mayoritas ulama tanah Banten adalah 3 liter setengah dengan menggunakan liter tanah jawa.
Waktu Yang Paling Bagus Untuk Mengeluarkan Zakat Fitrah
قوله (ويسنّ ان تخرج زكاة الفطر)… الوجوب اذا غربت الشّمس والفضيلة قبل الخروج لصلاة العيد [انتهى حاشية البجيرمى الجز 2 صحيفة 351]
Waktu diwajibkannya untuk mengeluarkan zakat fitrah ialah saat tenggelamnya matahari akhir bulan ramadan (malam takbir), dan dibolehkan jika mengeluarkan zakat fitrah pada tanggal satu ramadan. Tapi, waktu yang paling bagus untuk mengeluarkan zakat fitrah adalah (waktu subuh) sebelum berangkat mengerjakan sholat sunah aidul-fitri. [Referensi Kitab HASIYAH AL-BUJAIRIMI Juz 2 Halaman 351].
Orang Yang Berhak Menerima Zakat Fitrah
Delapan asnaf yang berhak menerima zakat fitrah.
انّما الصّدقات للفقراء والمساكين والعاملين عليها والمؤلفة قلوبهم وفى الرّقاب والغارمين وفى سبيل الله وابن السّبيل فريضة مّن الله والله عليم حكيم [سورة التوبة اية ٦٠]
Artinya: “Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk; (1) orang-orang fakir (2) orang miskin (3) amil zakat (4) orang yang sedang dilunakkan hatinya (mualaf) (5) untuk hamba sahaya yang sedang menyicil kemerdekaannya (6) untuk membebaskan orang dari hutangnya (7) untuk orang yang sedang berperang demi membela agama Allah (8) dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan jauh. Sebagai kewajiban dari Allah. Dan Alloh maha mengetahui, maha bijaksana”. [Q-S. AT’taubah ayat 60].
Referensi MUKHTASOR-KHOLIL Juz 2 Halaman 216. Guru ngaji berhak menerima zakat fitrah
…فَقَدْ اَجَابَ سَيّدِى مُحَمّدٌ الصّالِحُ بْنُ سُلَيْمٍ الاَوْجَلِيّ حِيْنَ سُءِلَ عَنْ اِعْطَاءِ الزّكَاةِ لِلْعَالِمِ الْغَنِىّ، وَمَنْ فِى مَعْنَاهُمْ مِمّنْ نَفْعُهُ عَامّ لِلْمُسْلِمِيْنَ بِمَا نَصّهُ الْحَمْدُ لِلّهِ يَجُوْزُ اِعْطَاءُ الزّ كَاةِ لِلْقَارِءِ وَالْعَالِمِ وَالْمُعَلّمِ وَمَنْ فِيْهِ مَنْفَعَةٌ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَلَوْ كَانُوْا اَغْنِيَاءَ لِعُمُوْمِ نَفْعِهِمْ وَلِبَقَاءِ الدّيْنِ كَمَا نَصّ عَلَى جَوَازِهَا اِبْنُ رُشْدٍ وَاللّخْمِيُ. [انتهى شرح مختصر خليل للخرشى الجز 2 صحيفة 216]
Keterangan; Sayid Muhamad Solih bin Sulaim Al-Aujali ditanya tentang hukum zakat fitrah kepada orang ‘alim (ustaz) yang kaya raya, serta orang yang mempunyai peran yang banyak kepada umat-islam. Maka beliau menjawab; Al-hamdulillah diperbolehkan memberikan zakat kepada orang yang ahli membaca Al-qur’an, orang alim’, guru ngaji serta orang-orang yang mempunyai peran banyak yang memberikan manfaat kepada umat islam, walaupun mereka tergolong orang-orang yang banyak harta, karena mereka mempunyai manfaat yang menyeluruh kepada umat islam, dan mereka yang menjaga kekuatan agama islam.
Sebagaimana penjelasan dari Imam Ibnu-Rusydi dan Imam Al-Lakhmi “Sungguh Sayid Muhamad Solih, Imam Ibnu Rusydi & Imam Al-Lakhmi menganalogikan guru ngaji kepada sabilillah (orang yang sedang berperang membela agama Allah), karena guru ngaji bisa memberikan manfaat kepada umat islam, dan menjadi penjaga kekuatan agama islam khalayak sabilillah”.
Hukum Zakat Fitrah Menggunakan Uang
قَالَ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ “اغْنُوْهُمْ عَنِ الْمَسْاءَلَةِ فِى مِثْلِ هَذَا الْيَوْمِ” وَالْاِغْنَاءُ يَحْصُلُ بِالْقِيْمَةِ بَلْ اَتَمّ وَاَوْفَرُ وَاَيْسَرُ لِاَنّهَا اَقْرَبُ اِلَى دَفْعِ الْحَاجَةِ فَيَتَبَيّنُ اَنّ النّصَ مُعَلّلٌ بِالاِغْنَاءِ -الى ان قال- وَذَهَبَ الشّافِعِىّ اِلَى انّهَا تَجِبُ مِنْ غَالِبِ قُوْتِ الْبَلَدِ اَوِ الْمَحَلِ لِاَنّ ذَلِكَ يَخْتَلِفُ بِاخْتِلَافِ النّوَاحِى وَالمُعْتَبَرُ فِى غَالِبِ الْقُوْتِ غَالِبُ قُوْتِ السّنَةِ وَيَجْزِءُ الْاَعْلَى عَنِ الْاَدْنَى لَا الْعَكْسُ وَذَلِكَ بِزِيَادَةِ الْاِ قْتِيّاتِ فىِ الْاَصَحِ لَا بِالقِيْمَةِ. [انتهى الفقه الاسلامى الجز 4 صحيفة 272]
Keterangan; Ulama Madzhab Imam Hanafi memperbolehkan mengeluarkan zakat fitrah dengan menggunakan uang, karena berdasarkan Hadits Nabi. “Cukupilah kebutuhan orang-orang faqir miskin dari mengemis dalam sesamanya hari ini”. Sedangkan cara mencukupi faqir miskin itu bisa dengan memberikan uang, bahkan uang itu lebih sempurna, lebih baik dan lebih mudah, karena sesungguhnya uang itu sudah bisa menutupi kebutuhannya. Dari situlah, maka sudah jelas jika dalil Hadits Nabi tersebut memberi tujuan untuk mencukupi faqir miskin.
Tetapi menurut ulama penganut madzhab Imam Syafi’i. Wajib mengeluarkan zakat fitrah dengan makanan pokok yang berlaku di daerahnya, makanan pokok suatu daerah itu berbeda-beda dengan memandang perbedaan daerah masing-masing. Dan yang dipertimbangkan ialah makanan pokok pada tahun ini (seperti tahun 1445 Hijriyah daerah banten masih menggunakan beras sebagai makanan pokok). Dan utama mengeluarkan zakat fitrah dengan makanan yang lebih mahal harganya daripada makanan yang lebih murah harganya, hal itu dikarenakan agar bisa diambil gizinya, dan tidak cukup mengeluarkan zakatul-fitri dengan menggunakan uang. [Referensi Kitab AL-FIQHUL-ISLAMI Juz 4 Halaman 272].
Seorang Istri Boleh Mengeluarkan Zakat Fitrah Kepada Suami
Baca Juga: Tujuh Amalan Saat Ramadan Yang Dikerjakan Nabi dan Para Sahabatnya
وَيُنْدَبُ لِلزّوْجَةِ اِعْطَاءُ زَوْجِهَا مِنْ زَكَاتِهَا حَتّى بِالْفَقْرِ وَالْمَسْكَنَةِ وَاِنِ انْفَقَهَا عَلَيْهَا. [انتهى اعانة الطّالبين الجز 2 صحيفة 201 ]
Keterangan; Disunahkan bagi seorang istri untuk memberikan zakatnya kepada sang suaminya, dengan atas nama kefakiran atau kemiskinan, meskipun zakat tersebut oleh suami akan dinafkahkan kepada istrinya. [Referensi Kitab IANAH’THOLIBIN Juz 2 Halaman 201].
Editor: Ade Maulana
Sumber: Kajian Ramadan Ponpes Al-Baghowi, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang.